Untuk Peringatan Saya

Syair Si Burung Pingai ~ Hamzah Fansuri

Mac 14, 2007

Hamzah sesat di dalam hutan
pergi uzlat berbulan-bulan
akan kiblatnya picek dan jawadan
inilah lambat mendapat Tuhan

Unggas pingai bukannya balam
berbunyi siang dan malam
katanya akal ahl al-alam
Hamzah Fansuri sudahlah kalam

Tuhan hamba yang punya alam
timbulkan Hamzah yang kalam
ishkinya jangankan padam
supaya warit di laut dalam

~ Hamzah Fansuri

Search This Blog

Popular Posts

Tuesday, September 27, 2011

EXPRESSION





It has been more than a year that i have kept thesee photos and waiting for the right type of style to present these photos..Finally i have decided to publish it.This was taken at Ramli's home.I wish to thank Ramli for his hospitality.Below is the best description of him.....


MALAYSIAN dancer and choreographer Ramli Ibrahim defies categorisation. A Muslim who is an ardent practitioner of both Bharatanatyam and Odissi, Ramli's creativity is an integrated experience transcending national, religious and racial boundaries.


Ramli Ibrahim is the dynamic force in Malaysian theatre and possesses open-mindedness for both the Old and the New. Trained in classical ballet, modern dance and Indian classical dance, Ramli is a creator and a visionary in the arts who sees unity within the diversity of all of Sutra's artistic endeavors. In Malaysia, Ramli is acclaimed as a pioneer dancer and choreographer of international standing in the major fields of dance that he has mastered - Bharatanatyam, Odissi as well as Contemporary Dance.

Monday, September 26, 2011

Dharma, Artha, Kama, Moksha..

 People in Bali

In order for an individual to realize their supreme Self, they need to identify the reasons and objectives why they came into being on this earth plane, and fulfill them. The ancient seers clearly articulated the objectives of humankind as "Purusharthas" -- 'Purusha' means an individual or person, and 'Artha' means meaning or objective or pursuit. They articulated four Purusharthas as:
  • Dharma : Righteousness, Duty
  • Artha  : Wealth
  • Kama   : Desire
  • Moksha : Liberation

Life With You..Love Buddy

I never show any greed for money or gold
I like all your things no matter if its old
Your love and care is so much sufficient
I wanna live only for love and affection
I dont wanna rule or need any power
If you are with me blessings will shower
Money, fame, power are just like a dust
You, your heart, your love is enough.
Life with you is like a heaven
And with your love is just as sweet
My life is now calm and my world complete.

Aku seorang perantau..Zikrihusaini

  • Aku seorang perantau…
Meniti jalan kehidupan yang semakin mencabar….
Arus duniawi yang kian membuak di fikiran ini…
Apakah mampu untuk ku teruskan perantauan ini…
Doa dan harapan menggunung ibubapa di kampung halaman…
  • Aku seorang perantau…
Kini aku sudah berada diseparuh jalan..
Masih banyak lagi liku-liku kehidupan yang harus ku tempuhi…
Janganlah aku tergelincir dari matlamat asal ku ini…
Jalanan sepi perantau ini akan ku teruskan ..
Andai aku tersesat jalan, Ya Allah berikan aku Nur Hidayah mu
Agar aku sentiasa terus berada di landasan yang betul…
Dan aku memerlukan teman yang sejati , insan yang sering berada dipangkuan ku ,di ketika waktu susah dan senang..
Aku yang masih diperantauan, mencari rezeki, menimba ilmu duniawi dan ukhrawi…
Demi kesenangan masa hadapan…
  • Aku seorang perantau…
Ku belajar erti kesepian, kini baru aku  merasa peritnya berjauhan….
Teman-teman ku rindukan, kegembiraan ku tinggalkan, kebahagian ku korbankan, dan kecintaan ku dambakan…
Yang bersikap sinis, menegur memberi nasihat, namun diri sendiri ini masih berkarat….
Kononnya akulah yang berserban berketayap, di depan bagaikan malaikat, namun di belakang , tiada siapa yang tahu…
Kerana itulah aku keseorangan, menyepi untuk ketenangan…
Merindukan kenangan-kenangan silam, beginilah waktu ditelan zaman….
Menjadi perantau yang kesepian.. apakah aku akan terus kesepian???

Wednesday, September 21, 2011

NEGERI INI, ANAK...Marsli N.O

Negeri ini, anak adalah tanah hijau penuh mahsul
terlalu pemurah dan saksama pada tiap warga yang berjasa
yang rela memberikan keringat serta setia untuk bumi tercintanya.
Usah kau persoalkan tentang derita milik siapa di negeri kaya
dan kesuraman sekejap siapa pula menjadi dalang
kalau tiba-tiba terdengar laungan dari bukit penuh gelap
itu hanyalah lolongan sang pertapa yang lemas ditikam bayang!
Negeri ini, adalah tanah luas sesayup pandangan
yang telah melahirkan ribuan pahlawan.
Rela memilih terbuang dari berputih mata,
kerana baginya, mati itu cuma sekali dan
tidak harus sia-sia.
Mereka tidak rela ini negeri tercinta
jadi kuda tunggangan atau dipekosa warga tidak bernama.
Meski darah dan tulang jadi gantian.
Kerana baginya:
negeri adalah tanah
adalah air,
adalah api,
adalah angin.
Adalah maruah,
adalah permai,
adalah berani,
adalah susila.
Adalah segala-galanya.
Dan hari ini, kata keramat itu dilaungkan.
Tanpa mengira kulit atau warna,
tampuk atau asal, percaya atau agama:
MERDEKA! MERDEKA! MERDEKA!
Di negeri ini anak,
mari kita hidup tanpa curiga atau rasa berbeza.
Siapa di sini adalah warganya,
kerana meski putih atau hitam, darahnya tetap merah.
Darahnya tetap merah.
Usah dilebarkan jurang atau mencipta kelam.
Mari kita dirikan harapan dan teguhkan kesetiaan.

Brothers In Arms...Brad Champagne

A ragged band so young, diverse,
Are drawn to serve one common good,
To fight, protect the weak, oppressed,
And freedom as all should.

None forget their sorted past
Or loved ones held so dear,
As in the Army life they find
A fellowship so near.

In barracks wall to wall they live
With privacy but a memory.
47 men spend 9 weeks time,
Only these few to see.

Anger, confusion, and hateful pride
Are commonplace, though not the norm,
While fraternal love and friendship strong
Begin to grow and form.

Taught to gladly fight and die,
Freedom always to defend,
But even more to take the bullet
And save a brother and a friend.

Through sweat and blood and tears they find
The inner strength to drive, endure
Their training all too long some days,
Though for the cause a challenge pure.

When someone's world comes crashing down
As outside news comes not so sweet,
A rally of support one finds
That none could hope to match or beat.

With love and pride I join the few
Whom for this freedom give their all
To serve each other and the flag,
Answering the nation's call.

Sunday, September 18, 2011

Puisi Anak Anak Bangsa...radenmaswagiman

Wahai bangsaku,
mungkin memang kita hanyalah ranting
yang paling rapuh
pada pohon kehidupan.
Namun yakinlah, kita pasti akan mampu
tumbuhkan sekuntum bunga
yang terindah.
Asal kita mau belajar dari kegagalan,
juga dari rasa sesal dan bersalah,
kita akan menjadi lebih gigih
dalam kehidupan ini.
Seakan bunga yang terus mekar
tanpa pernah memilih musim.
Atau sehelai daun yang tetap hijau berkibar,
tak pernah gentar walau diterpa badai.
Bahkan tersenyum lebar,
seakan dibelai mesra dengan sepenuh cinta.
Bangkitlah, bangsaku!
Mungkin kita takkan pernah menang,
tapi kita harus terus berjuang.
Mungkin kita akan selalu kalah,
tapi kita tak boleh menyerah.
Mungkin kita takkan pernah bisa,
tapi kita harus terus berusaha.
Mungkin kita tak punya tujuan,
tapi kita harus terus berjalan.
Kala disakiti, cobalah untuk tidak membenci.
Kala terjatuh, cobalah untuk tidak mengaduh.
Kala sakit, cobalah untuk tidak menjerit.
Kala gagal, cobalah untuk tidak menyesal.
Kala berduka, cobalah untuk tidak kecewa.
Dari sedikit yang kita punya, cobalah untuk memberi.
Dari beberapa yang kita terima, cobalah membuatnya berarti.
Mungkin kita lemah,
tapi kita punya semangat yang kuat.
Mungkin kita kecil,
tapi kita punya harapan yang besar.
Di hati kita, masih ada cinta yang menyala.
Di bibir kita, masih ada senyum yang terkulum.
Bersatulah bangsaku!
Bersatulah bagai rumpun bambu!
Mari, kita hadapi badai topan kehidupan
dengan menari!
Percayalah, bahwa kita dicipta
bukan hanya untuk sia-sia.
Tunjukkan pada dunia
bahwa kita pasti bisa.
Merdeka!

PAHLAWAN DAN TANAHAIR... Tongkat Warrant

 Pahlawan sejati
                                      dalam hatinya bernyanyi.
                                      Tanahair dan bangsa
                                      di mana terpaut cinta mulia.
                                      Untukmu darah ini mengalir
                                      padanya jasad ini cair

Puisi Cinta ..Amirahizzati

Angin menghembus tidak terasa nyamanya
Matahari memancar tidak terasa bahangnya
Hujan turun mencurah tidak terasa sejuknya
Kosong..kaku beku..lemau dan lesu.


Rasa jiwa ku hanya satu
Aku hanya terasa jauh
Bahkan mahu terus menjauh


Semakin aku mengenali
Semakin aku menghampiri
Semakin aku cuba mendekati
Aku semakin resah dan gelisah


Walau pernah aku berbunga ceria
Tersenyum manis seindah suria
Saat kau hadir menjenguk rasa
Walau hanya untuk seketika


Tidak mahu terus berfantasi
Takut terus diulit mimpi
Aku sedarkan diri


Kau sudah terlalu jauh
Sedang aku masih di sini
Kau sudah berlari
Sedang aku baru mahu bertatih


Mahukah kau menantiku?
Menoleh aku disini
Memimpin jemari lesu ini
Menuntun kaki longlai ini


Biar mampu bersamamu
Bersama membina tugu cinta
Berlari berkejaran di jalan dakwah
Hingga kita hanya berhenti
Setelah kita genggam bersama
CintaNYA yang kita damba
Dan berehat bahagia di syurgaNya

NIKMAT HIDUP ..Buya Hamka

Setelah diri bertambah besar
Ditempat ketjil tak muat lagi
Setelah harga bertambah tinggi
Orangpun segan datang menawar
Rumit beredar ditempat ketjil
Kerap bertemu kawan jang tjulas
Laksana ombak didalam gelas
Diri merasa bagai terpentjil
Walaupun musnah harta dan benda
Harga diri djanganlah djatuh
Binaan pertama walaupun runtuh
Kerdja jang baru mulailah pula
Pahlawan budi tak pernah nganggur
Chidmat hidup sambung bersambung
Kadang turun kadang membubung
Sampai istirahat diliang kubur
Tahan haus, tahanlah lapar
Bertemu sulit hendaklah tentang
Memohon-mohon djadikan pantang
Dari mengemis biar terkapar
Hanya dua tempat bertanja
Pertama Tuhan, kedua hati
Dari mulai hidup sampaipun mati
Timbangan insan tidaklah sama
Hanja sekali singgah ke’alam
Sesudah mati tak balik lagi
Baru ‘rang tahu siapa diri
Setelah tidur dikubur kelam
Selama nampak tubuh djasmani
Gelanggang malaikat bersama setan
Ada pudjian ada tjelaan
Lulus udjian siapa berani
Djika hartamu sudah tak ada
Belumlah engkau bernama rugi
Djika berani tak ada lagi
Separo kekajaan porak poranda
Musnah segala apa yang ada
Djikalau djatuh martabat diri
Wadjahpun muram hilanglah sari
Ratapan batin dosa namanja
Djikalau dasar budimu tjulas
Tidaklah berobah karena pangkat
Bertambah tinggi djendjang ditingkat
Perangai asal bertambah djelas
Tatkala engkau mendjadi palu
Beranilah memukul habis-habisan
Tiba giliran djadi landasan
Tahanlah pukulan biar bertalu
Ada nasehat saja terima
,,Menjatakan pikiran baik berhenti
Sebab ‘lah banjak orang jang bentji
Supaja engkau aman sentosa”
Menahan pikiran aku tak mungkin
Menumpul kalam aku tak kuasa
Merdeka berpikir gagah perkasa
Berani menjebut, jang aku jakin
Tjelalah saja, makilah saja
Akan kusambut bertabah hati
Ada jang suka, ada jang bentji
Hiasan hidup di’alam maja
Kalaulah timbul tengkar-bertengkar
Antara jang bentji dengan jang sajang
Itulah alamat sudah membajang
Kewadjiban hidup telah kubajar
,,Wahai diriku teruslah madju
Ditengah djalan djangan berhenti
Sebelum adjal, djanganlah ,,mati”
Keridhaan Allah, itulah tudju”

Thursday, September 15, 2011

Tulang 4 Kerat

Tulang empat kerat ,
Ku perhati keratan-keratan tulang itu,
Ia biasa namun kekuatannya luar biasa,
Bergerak tanpa henti semua keratan itu,
Daging-daging teguh membalutinya,
Bersamanya ialah sepasang pakaian lusuh,
Basah dek keringat-keringat sejati.

Tulang empat kerat,
Ku perhati keratan-keratan tulang itu,
Tampak lembut tapi sememangnya ia keras,
Kembung-kempis dadanya menyerap kelelahan,
Tetapi tulang itu tetap tegar menurut perintah hatinya,
Tiadalah apa yang menjadi sandaran,
Selain niat suci yang dia perjuangkan.

Tulang empat kerat,
Ku masih perhati keratan-keratan tulang itu,
Kini ku lihat tubuh yang tegapnya dengan sejuta impian dan angan,
Berdiri bongkok bersama keringat yang melenjun,
Menarik nafas sepuas hatinya,
Mungkin kerja hari ini sudah dia habiskan walau tenaganya sudah lama habis,
Entah kuasa sakti apa yang merasuk ke dalam nya sehingga tiada sedikit lelah tampak di wajahnya yang terbakar.

Kini tulang empat kerat itu pula memerhatikan aku ,
Lalu ia pergi berjalan dari tempat itu ,
Ke arah dua sosok lemah tak berupaya yang kelihatannya sedang menunggu,
Dia mengusap-ngusap rambut mereka sambil mencium dahi keduanya,
Sebelum tadi dua sosok itu telah menyambut tangan si tulang empat kerat itu sambil mencium tangannya,
Lalu mereka pergi bergandingan dan tampak benar oleh ku akan kebahagiaan daripada mereka ,
Walau hitam tapak tapak kaki mereka namun langkah-langkah mereka sedikit pun tidak seperti yang aku sangka,
Mereka tetap tampak bahagia.

Melihat dua sosok itu,
Barulah ku sedar....
Akan kuasa yang kuperhatikan tadi....

Sunday, September 11, 2011

MENCARI SENYUM MATA..Suring

Senyum itu bermakna
Senyum itu penuh bererti
Bagi yang mengerti
Senyum bukan dimulut
Tapi dimata
Senyum bukan dimata
Tapi dihati
Senyum bukan dihati
Tapi dibibir
Senyum bukan dibibir
Tapi dilirik
Senyum bukan dilirik
Tapi digerak
Senyum nakal bila dimata
Senyum mesra bila dibibir
Senyum dihati bila dibelai
Senyum tawar bila sumbing
lantaran
Siapa yang mengerti
Senyum pada yang bererti...

AKU, KAU..Jaelani

Apa beda aku, kau?
Aku miskin lagi sengsara
Kau kaya lagi bahagia

Beda apa aku, kau ?
Tubuhku sakit, hatiku sakit
Tubuhmu sakit, hatimu bahagia

Aku, kau apa beda ?
Aku sekolah tak ada biaya
Kau sekolah dengan mobil mewah

Aku, kau beda apa ?
Aku makan dengan keringat
Kau makan dengan nikmat

Aku, kau apa beda ?

Friday, September 9, 2011

tak sepi, tak terasing..pryabiasa

Aku bertanya,
apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
ditengah kenyataan persoalannya?
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya mendorong seseorang
menjadi layang-layang di ibukota
kikuk pulang ke daerahnya ?
Apakah gunanya seseorang
belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,
atau apa saja,
ketika ia pulang kedaerahnya, lalu berkata:
“Disini aku merasa asing dan sepi!”

TENTANG KEMERDEKAAN...Toto Sudarto Bahtiar

TENTANG KEMERDEKAAN  
 
Kemerdekaan ialah tanah air dan laut semua suara 
janganlah takut kepadanya 

Kemerdekaan ialah tanah air penyair dan pengembara 
janganlah takut padanya 

Kemerdekaan ialah cinta salih yang mesra 
Bawalah daku kepadanya 

Thursday, September 8, 2011

Keindahan..Kahlil Gibran

Keindahan menjadi milik usia muda,
tapi keremajaan yang untuknya dunia ini diciptakan tidak lebih dari sekadar mimpi yang manisnya diperhamba oleh kebutaan yang menghilangkan kesedaran.
Akankah hari itu datang, ketika orang-orang bijak menyatukan kemanisan masa muda dan kenikmatan pengetahuan?
Sebab masing-masing hanyalah kosong bila hanya sendirian.
Akankah hari itu datang ketika alam menjadi guru yang mengajar manusia, dan kemanusiaan menjadi buku bacaansedangkan kehidupan adalah sekolah sehari-hari?
Hasrat masa muda akan kesenangan-kenikmatan tidak terlalu menuntut tanggung jawab -hanya akan terpenuhi bila fajar telah menyelak kegelapan hari.
Banyak lelaki yang tenggelam dalam keasyikan hari-hari masa muda yang mati dan beku;
banyak perempuan yang menyesali dan mengutuk tahun-tahun tak berguna mereka seperti raungan singa betina yang kehilangan anak;
dan banyak para pemuda dan pemudi yang menggunakan hati mereka sekadar sebagai alat penggali kenangan pahit masa depan,
melukai diri melalui kebodohan dengan anak panah yang tajam dan beracun kerana kehilangan kebahagiaan.Usia tua adalah permukaan kulit bumi;
ia harus,
melalui cahaya dan kebenaran,
memberikan kehangatan bagi benih-benih masa muda yangada dibawahnya, melindungi dan memenuhi keperluan merekahingga Nisan datang dan menyempurnakan kehidupan masa muda yang sedang tumbuh dengan kebangkitan baru
Kita berjalan terlalu lambat ke arah kebangkitan spiritual,
dan perjalanan itu seluas angkasa tanpa batas,sebagai pemahaman keindahan kewujudan melaluirasa kasih dan cinta kepada keindahan tersebut

Merdekakah aku?...-touvan fatailah-

Bergema Lautan manusia pelbagai warna merayakan Kemerdekaan,
sejak pemimpin pertama melontarkan AKSARA itu,
Masih segar terngiang dicorang telingga sehingga kini,
namun obar cahaya itu tidak seterang dahulu,
cahayanya semakin redup di telan kemodenan,
dimamah ketandusan manusia yang alpa memahami maksud tersiratnya..


aku anak merdeka,
bebas menebarkan sayap agungku,
tanahku telah dikembalikan dan kukira tiada lagi penjajahan,
namun hatiku telah ditawan,
dengan pelangi barat yang menjanjikan kebahgiaan..


aku anak merdeka,
berpaksikan bendera asing,
mengejar emas dinegara orang,
kembali bertulangkan dusta,
bartuankan manusia setinggi pangkatnya
demi mengejar kesesatan duniawi.


Adakah Aku merdeka?
berteduhkan kekalutan jiwa,
mencengkan daging mentahku,
semakin hitam dan luluhnya,
meratah nilai pada yang Maha Esa..


teruskan larian tarimu wahai anak muda,
teruskan mencari jalan disetiap simpang yang menyesatkan,
jeritkan hatimu pada kemerdekaan sebenar,
pada tanah Tumpah darah mu..

Wednesday, September 7, 2011

KEMERDEKAAN ..Franky Elboin


Biarkan aku berteriak Tentang kemerdekaan Semoga Langit mendengarkannya
Jika bumi telah enggan mengerti makna Suaraku akan menembus awan Yang pasti menitikkan butir-butir kemerdekaan
Di sini ada kegemparan Melebihi masa peperangan
Kini pahlawan gentar Bagaimana meneruskan perjuangan?
Orang-orang bijak tertegun Yang tak mengerti angkat bicara
Kekusutan… kekusutan… kekusutan
Tak kenal saudara Tiada rasa Lupa Bangsa
Akankah teriakan ini menggetarkan hati? Untuk melihat Jati diri?
Bangsa merdeka terjajah kembali
Sebab tiada kendali diri Tiada cinta Tak kenal arti merdeka

Trials...Heather Harrison

The Lord knows how to rescue His own
His Word states the promise clearly
Remember friend, though the trials may hurt
He loves you very dearly.
Thank the Lord for what He's given
There are always Blessings to count
When turned to Him with a thankful heart
You begin to climb the mount.
You will not be overwhelmed with care
Nor will you drown with stress
As you look to the Word, and put His way first,
You will find the burdens are less.
Indeed the burdens become His weight
He's able to bear them and you
Give all to Him and learn of Him
And He will carry you through.
When refined in the furnace, so fiery the heat
And when His design is the blaze
The gold that was hidden by dross and the sin
Will show forth to His glory and praise.
The Spirit will take hold of you
As you let Him have His way
The devil will flee, and you will see
That the Lord has won the day.
So give thanks to the Lord wherever you are
For what He's done, and see
His love that is free and perfect and sure
Is for you as well as for me.

Tuesday, September 6, 2011

HAMPA...Chairil Anwar

kepada sri

Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.

Mencorakkan anak

Sabda Rasulullah s.a.w. :
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua ibu bapalah yang mencorakkan anak itu sama ada menjadi seorang Yahudi , Nasrani atau Majusi.”

( Riwayat Muslim )

Monday, September 5, 2011

MEMANAH MATAHARI..NIMOIZ T.Y

Aku memanah matahari yang merenung tajam ke arahku
dengan busur ragu.

Yang kupanah
adalah celaru.

Sunday, September 4, 2011

Sajak Pagi..Ree-Yie

Hai kamu,
apa yang bisa kau tangkap diantara remang-remang mentari subuh?
saat rembulan mengucapkan kerinduannya pada mentari
dan menjadikan cahaya langit berpendar saling bertaut
saat kerlap-kerlip bintang merelakan sinarnya meredup
dengan tersenyum mengamati mentari yang bersinar
di antara suara takbir dan sejuknya pagi
dapatkah kau tangkap rinduku?
pagi ini aku titipkan dalam senyum
yang disampaikan pada indahnya langit subuh
selamat pagi,
mentari hatiku
ayo bersinar!

Saturday, September 3, 2011

Anak Laut..Dari Antologi Anak Laut

Segar angin laut
mengembalikan rindunya pada kolek
bagai buih kecil terapung di air
menjaring sedikit rezeki
dan sisik ikan
kulit ketam
kepala sotong
dan
kaki udang yang bersimpati
Seperti kolek terdampar di pasir
menampakkan urat jalur-jalur tua
anak laut itu sudah dapat meneka
langkahnya hampir tiba
pada muara Pencipta.

Pelayaran Sang Waktu...Penulis Cemen

waktu telah berlayar jauh meninggalkan kenangan
ia tak akan kembali ke dermaga
karena sauh telah diangkat dari takdirnya

Seketika gelombang dan angin laut menghampa
Bahkan tiupannya sama sekali asing
Pantai tak acuh
Ombak tak peduli
Nyiur bahkan tidur di pondok2 reot nelayan

waktu telah jauh
benar-benar jauh
hampir sampai di ujung senja
tapi seketika jingga menghilang
langitnya mengambilnya
tapi waktu terus berlalu, tak pedulikan senja yang hilang
esok masih ada senja

Dermaga tak terlihat lagi
Waktu hanya bisa menengok, tak bisa kembali
Meski berontak
Meski Kering air laut
Meski tumpah seisi langit

Gerombolan burung camar pencari waktu
Sayap yang lelah terbakar matahari
Lelah, lalu mati satu satu
ditelan keputus asaan
Dan dari dermaga terdengar sorak harap
Agar waktu kembali menurunkan sauhnya

AKSARA MERDEKA...Wadi Leta S.A

Setelah sekian lama kita menyusun dan mewarnakan
aksara merdeka,kenapa masih ada lagi
warga tanah bersejarah ini
yang kenal huruf tetapi terlupa maknanya
yang kenal angka tetapi terlupa nilainya
yang kenal bunyi tetapi terlupa nadanya
yang kenal rentak tetapi terlupa geraknya
yang kenal lagu tetapi terlupa iramanya
yang kenal akhir tetapi terlupa awalnya.
Setelah sekian lama kita membaca dan menghafal
aksara merdeka,kenapa masih ada lagi
warga tanah tercinta ini
yang cerah mata tetapi gelap hati
yang cerdik minda tetapi dungu peribadi
yang cantik bahasa tetapi buruk sikap
yang lembut budi tetapi keras lagak
yang merdu suara tetapi sumbang bicara.
Setelah sekian lama kita mencatat dan merakam
aksara merdeka,kenapa masih ada lagi
warga tanah pusaka ini
yang impikan kemajuan tetapi menolak teknologi
yang impikan kemakmuran tetapi membelakangkan ekonomi
yang impikan kesejahteraan tetapi mencetuskan pergolakan
yang impikan kegemilangan tetapi meremehkan wawasan.
Setelah sekian lama kita menganalisis dan mentafsir
aksara merdeka,kenapa masih ada lagi
warga tanah bertuah ini
yang terlepas kaki tetapi terikat tangan
yang terlepas mata tetapi terikat jiwa
yang terlepas fakir tetapi terikat cita-cita.
Setelah sekian lama kita menjulang dan memarbatkan
aksara merdeka,kenapa masih ada lagi
warga tanah bertuah ini
yang kasihkan bangsa tetapi bencikan pemimpin
yang cintakan agama tetapi menyelewengkan fatwa.
Setelah sekian lama menghargai dan menghormati
aksara merdeka,kenapa masih ada lagi
warga tanah berdaulat ini
yang menanam bunga tetapi menabur duri.

Friday, September 2, 2011

Good news today.

It has been quite sometime since i view my flickr account..but today i decided to view my account and i saw a message send by a photo editor of a magazine wanted to purchase one of my photo from  the flickr's album.As you know that i am not a professional photographer so the message i had received is enough to give me much excitement.It's not because of the thrill of being paid but the because of knowing that a travel magazine wanted my photo  and getting credit for it.
Alhamdulillah.I just want to share the good news with my fellow viewers.


Suatu Senja Milik Sang Kelabu...omegachaos

Awal….
Berkhayal sebuah keindahan
Langkah menyusuri arung waktu
Bersahut dengan debur ombak
Tenang dalam hidup
Tak tergoyahkan si kelabu

Bertemu….
Sosok sendu senja sore
Ketika surya hendak membunuh hari
Terbias cahaya
Mengaliri air mata
Tak bersalah jatuh
Tak melawan sang bumi

Berakhir….
Keindahan sesaat sungguh
Hanya asa terputus
Keberadaan diri sang saksi
Mengawasi berakhirnya takdir
Membisu ketika menderu sang ombak
Menelan bulat hati yang gundah
Hilang sempat sang waktu tua
Untuk indah esok dan lusa

Sampai jumpa nona
Sang kelabu kan menemani
Mungkin esok entah lusa
Kini debur ombak berlanjut
Tak pernah asa terputus
Tak tergoyahkan sang kelabu
Hingga waktu tak menyangga lagi

Thursday, September 1, 2011

Sesudah Samudera Menghempas..upenyu


Kita bagaikan anak-anak ketam yang menganyamkan mimpi
pada suci hamparan pasir pantai
meninggalkan jejak seguris indah
buat santapan ombak membadai


Kita jadi dua insan terasyik
leka berpegangan tangan
menunggu angin
datang menyapa harapan
pun waktu sedetik terlewat
cinta dan rindu kaku tertambat
pada teritip di batu karang


Mimpi berbicara di takbir duka
kita saling berbahasa bisu
seusai samudera datang menghempas
pantai kita pun kembali sepi
ada retak di relung kalbu kasih
dan mimpi kita pun terlerai

Kidung Cinta sang Hamba....cisaat

Engkaulah Yang Tercantik
di dalam kesegala yang indah
tatkala terbitnya cahaya fajar kemerah-merahan,
tatkala kuntum-kuntum kembang
memekarkan kelopak-kelopak,
tatkala ombak menggulungi kebiruan samudera
tatkala rumput-rumput yang menghijau
menari-nari dihembusi sang bayu
tatkala sungai-sungai mengalirkan
simfoni arus yang merdu
tatkala beribu-ribu mergastua
bangkit dari belantara peraduan,
tiada sehelai tabir pun dapat menghalang Kecantikan-Mu
Engkaulah yang ada sebelum segalanya ada