Wahai bangsaku,
mungkin memang kita hanyalah ranting
yang paling rapuh
pada pohon kehidupan.
Namun yakinlah, kita pasti akan mampu
tumbuhkan sekuntum bunga
yang terindah.
Asal kita mau belajar dari kegagalan,
juga dari rasa sesal dan bersalah,
kita akan menjadi lebih gigih
dalam kehidupan ini.
Seakan bunga yang terus mekar
tanpa pernah memilih musim.
Atau sehelai daun yang tetap hijau berkibar,
tak pernah gentar walau diterpa badai.
Bahkan tersenyum lebar,
seakan dibelai mesra dengan sepenuh cinta.
Bangkitlah, bangsaku!
Mungkin kita takkan pernah menang,
tapi kita harus terus berjuang.
Mungkin kita akan selalu kalah,
tapi kita tak boleh menyerah.
Mungkin kita takkan pernah bisa,
tapi kita harus terus berusaha.
Mungkin kita tak punya tujuan,
tapi kita harus terus berjalan.
Kala disakiti, cobalah untuk tidak membenci.
Kala terjatuh, cobalah untuk tidak mengaduh.
Kala sakit, cobalah untuk tidak menjerit.
Kala gagal, cobalah untuk tidak menyesal.
Kala berduka, cobalah untuk tidak kecewa.
Dari sedikit yang kita punya, cobalah untuk memberi.
Dari beberapa yang kita terima, cobalah membuatnya berarti.
Mungkin kita lemah,
tapi kita punya semangat yang kuat.
Mungkin kita kecil,
tapi kita punya harapan yang besar.
Di hati kita, masih ada cinta yang menyala.
Di bibir kita, masih ada senyum yang terkulum.
Bersatulah bangsaku!
Bersatulah bagai rumpun bambu!
Mari, kita hadapi badai topan kehidupan
dengan menari!
Percayalah, bahwa kita dicipta
bukan hanya untuk sia-sia.
Tunjukkan pada dunia
bahwa kita pasti bisa.
Merdeka!
blog on what i see and feel from time to time Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Untuk Peringatan Saya
Syair Si Burung Pingai ~ Hamzah Fansuri
Mac 14, 2007Hamzah sesat di dalam hutan
pergi uzlat berbulan-bulan
akan kiblatnya picek dan jawadan
inilah lambat mendapat Tuhan
Unggas pingai bukannya balam
berbunyi siang dan malam
katanya akal ahl al-alam
Hamzah Fansuri sudahlah kalam
Tuhan hamba yang punya alam
timbulkan Hamzah yang kalam
ishkinya jangankan padam
supaya warit di laut dalam
~ Hamzah Fansuri
Search This Blog
Popular Posts
-
Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cintaMu Hingga tak ada sesuatupun yang menggangguku dalam jumpaMu Tuhanku, bintang-gemintang berkelap-kelip ...
-
Nasihat Pengemis Untuk Istri Dan Doa Untuk Hari Esok Mereka Lirik oleh Ebiet G. Ade ©1979 Jackson Records Istriku, ...
-
Engkaulah perempuan terkasih, yang sejenak kulupakan, sayang Kerna dalam sepi yang jahat tumbuh alang-alang di hatiku yang malang Di hatik...
-
Tatkala kudatangi sebuah cermin Tampak sesosok wajah yang telah kukenal dan sangat sering kulihat Namun aneh…sesungguhnya aku belum men...
-
Setelah sekian lama kita menyusun dan mewarnakan aksara merdeka,kenapa masih ada lagi warga tanah bersejarah ini yang kenal huruf tetapi ...
-
Dada ku terasa sesak Hati lemah jatuh tergulai Air mata tersumbat untuk mengalir Ku sangat rindukan pelukan mu Ayah Hidup i...
-
Setelah diri bertambah besar Ditempat ketjil tak muat lagi Setelah harga bertambah tinggi Orangpun segan datang menawar Rumit beredar di...
-
Wahai bangsaku, mungkin memang kita hanyalah ranting yang paling rapuh pada pohon kehidupan. Namun yakinlah, kita pasti akan mampu tumb...
-
Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata ...
-
Ketika suryamu mendung oleh awan duka.. Berteriaklah seperti petir… Menagislah seperti hujan.. Biarkan mereda, Karena pelangi tersunggi...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment